Skip to main content

📝Pesan Tak Bertuan

Siapapun kau yang ingin masuk, aku persilahkan. Tetapi harus kau ketahui;
Hatiku bukanlah tempat yang nyaman.
Beberapa orang pernah memorak-morandakan seisinya, dan kemudian pergi begitu saja.
Perlakuan semacam itu menumbuhkan efek jera;
Membuat segala yang semula tampak sederhana menjadi rumit sedemikian rupa, serta mampu merubah cara pandangku tentang sebuah hubungan menjadi berbeda dari kebanyakan orang.

Yang tak kalah penting adalah, aku lebih senang dengan yang mau sama-sama berjuang. Yang tidak mau menyerah walau sama-sama lelah.

Dalam kamusku, yang berkata "Lihat saja dulu seberapa serius dia memperjuangkan.. ", sudah pasti akan kulupakan.

Pernah merasakan pahitnya diduakan, dan pernah juga menanti seseorang yang berjanji meski akhirnya janji itu ia ingkari. Yang paling menyakitkan adalah, aku pernah ditinggalkan meski segenap jiwa ragaku mempertahankan..

Intinya, jangan kau beri aku harapan jika pada akhirnya kau pula yang mematahkan. Jangan kau minta aku berjuang jika akhirnya untuk kau abaikan. Dan jangan pernah kau minta aku mempertahankan jika pada akhirnya kau juga yang memaksaku untuk melepaskan.
Aku tidak menganggap kau akan berlaku seperti mereka, bahkan sebisa mungkin aku tak ingin kau menjadi seperti mereka.

Semua yang pernah ku alami bagiku sudah lebih dari cukup. Jika kau masih ingin bermain-main, silakan cari orang lain. Sebab aku hanya akan bersungguh-sungguh untuk orang yang juga menginginkanku dengan sungguh.

Jika kau masih ingin bermain-main dengan alasan menguji keseriusanku, silakan cari oranglain.

Memangnya kamu pikir dirimu siapa? 🚶
Memangnya kamu pikir dirimu sehebat apa? 🚶

Comments

Popular posts from this blog

DUDUKLAH DISINI, SAHABATKU!

Ijinkan aku duduk disisimu, menemanimu meski dengan kediamanmu Aku pun hanya akan diam, karena hanya itu yang kau butuhkan dariku Aku tau, saki itu, sedih itu, luka hati itu Mungkin bukan aku yang bisa mengobati Aku bukan badut yang bisa membuatmu tertawa Aku bukan lenong yang bisa menghiburmu Aku bukan orang yang pandai melucu Aku tidak membawakanmu coklat, bunga, ataupun Secangkir teh yang bisa menenangkanmu Aku justru memintamu bahkan memaksamu untuk menangis dan lepaskan topengmu sejenak ! Menangislah ! lepas ! lepaskanlah ! Aku hanya bisa menyiapkan telinga dan hatiku Telinga untuk mendengar sedu dan tangismu Hati yang siap menerima sayatan dan torehan luka Dari setiap bulir air mata yang kau teteskan Tangismu menjadi luka di hatiku Dan aku menyuruhmu menangis? Sedih dan sakitmu menjadi lukaku

BAHAGIA DI SATU DEBU

Tak pernah bosan aku berharap Menggantungkan rindu ini pada ribuan kata yang selalu hadir Saat ku bisa mencium harum tubuhmu Pada deretan senja hari ini Kemarin, esok atau lusa... Satu tatap yang tercipta Memaksaku untuk diam di pelukan cinta Luruh tak tertahan Mengelopak pada bunga pagi Segar semerbak mewangikan rumah hatimu Bolehkah aku menengoknya sejenak? Andai kau izinkan Aku ingin meraih bahagia Meski hanya di satu debu

Catatan Yang Tertunda

Seharusnya ini adalah catatan tadi malam, ketika dengan mudahnya potretmu kembali mengobrak-abrik perasaan, Ternyata masih belum cukup kuat hatiku, bahkan hanya untuk membendung perasaan yang sama sekali tak asing bagiku, yang telah kukenal baik setiap getar dibaliknya selama 9 tahun terakhir. Tapi ternyata memang aku tak mampu meredamnya, hingga rasanya lemas lututku. Harusnya ini memang catatan tadi malam, entah karena perasaan bahagia bahwa semalam kau ada dan kita bisa berada dalam satu media, merasa tak nyata padahal nyata, bahwa kau ada disana menatap layar yang sama Aku tak sanggup merangkai semua ini tadi malam, saat malam menjadi terlalu indah untuk dilewatkan tapi juga terlalu sempurna untuk hanya direnungi Terimakasih, tidurku nyenyak tadi malam. Detik, menit, jam, hari, minggu, tahun, tahun-tahun, dan entah jenis hitungan waktu apalagi. Rasanya jika tentangmu semua hanya menjadi tumpukan angka tanpa makna, seolah kosong tak berarti, karena seberapa panjang pun angka