Jaga pola makan yang betul. Jaga kesehatanmu. Aku tahu kau orang yang menyepelekan sakit. Selalu sibuk dengan kegiatanmu tanpa memikirkan badanmu yang semakin kecil itu. Kumohon bacalah ini dan terapkan walau jarang. Aku bukan lagi seorang yang seharusnya ada, aku bukan lagi seorang yang seharusnya hadir.
Kemarin adalah kita. Esok entah siapa dan hari ini adalah kesendirian. Aku menjadi bodoh diantara hiruk pikuk semesta. Aku menjadi bisu diantara pembicara. Aku menjadi tuli diantara perhatian yang tertuju padaku dan aku mesti menjadi badut diantara bahagiamu. Berkamuflase menjadi seorang penghibur, dirias senyum dengan bola merah kecil dihidungku; merubahku menjadi aku yang hidup dengan kemunafikan.
Aku mengatakan ya pada saat kamu enyah. Aku mengatakan baik pada saat kamu mencoba pindah. Aku mengatakan tak apa pada saat kamu bermigrasi. Aku mengatakan kata yang tak seharusnya kukatakan. Aku mendeklamasi wajah penuh kebohongan. Aku mencoba normal diantara organ yang mulai tak waras, seningga kini aku menjadiorang yang tak pernah lekas.
Setiap malam ada yang datang mengetuk pintu waras menjelang malam dipusat kantukku. Semburat nama yang menjuntai di kepala. Aku sedang tak mabuk lagi pula aku tak suka minum. Tubuhku normal dan tekanan darahku juga tak sedang turun. Apa aku berhalusinasi? Entahlah apa itu. Yang kutahu perasaan itu datang pada pembaringan yang menghadirkan gelisah sampai fajar.
Kamu adalah apa yang pernah kujadikan segala. Dalam hariku, kujadikan kau semogaku. Dalam tali yang mengikat diantara, kujadikan sebagai pengharapan. Aku menulis karena aku ingin. Aku menulis karena aku pecundang. Mencintaimu dalam kata adalah bunuh diri. Menyayangimu dalam puisi adalah mengurung diri; memahat bahagiaku. Menyerpih dengan abu jalan dan bertahan hidup dari kedurjanaan.
Comments
Post a Comment