Skip to main content

DUDUKLAH DISINI, SAHABATKU!

Ijinkan aku duduk disisimu, menemanimu meski dengan kediamanmu

Aku pun hanya akan diam, karena hanya itu yang kau butuhkan dariku

Aku tau, saki itu, sedih itu, luka hati itu

Mungkin bukan aku yang bisa mengobati

Aku bukan badut yang bisa membuatmu tertawa

Aku bukan lenong yang bisa menghiburmu

Aku bukan orang yang pandai melucu

Aku tidak membawakanmu coklat, bunga, ataupun

Secangkir teh yang bisa menenangkanmu

Aku justru memintamu bahkan memaksamu untuk menangis dan lepaskan topengmu sejenak !

Menangislah ! lepas ! lepaskanlah !

Aku hanya bisa menyiapkan telinga dan hatiku

Telinga untuk mendengar sedu dan tangismu

Hati yang siap menerima sayatan dan torehan luka

Dari setiap bulir air mata yang kau teteskan

Tangismu menjadi luka di hatiku

Dan aku menyuruhmu menangis?

Sedih dan sakitmu menjadi lukaku

Comments

Popular posts from this blog

BAHAGIA DI SATU DEBU

Tak pernah bosan aku berharap Menggantungkan rindu ini pada ribuan kata yang selalu hadir Saat ku bisa mencium harum tubuhmu Pada deretan senja hari ini Kemarin, esok atau lusa... Satu tatap yang tercipta Memaksaku untuk diam di pelukan cinta Luruh tak tertahan Mengelopak pada bunga pagi Segar semerbak mewangikan rumah hatimu Bolehkah aku menengoknya sejenak? Andai kau izinkan Aku ingin meraih bahagia Meski hanya di satu debu

Catatan Yang Tertunda

Seharusnya ini adalah catatan tadi malam, ketika dengan mudahnya potretmu kembali mengobrak-abrik perasaan, Ternyata masih belum cukup kuat hatiku, bahkan hanya untuk membendung perasaan yang sama sekali tak asing bagiku, yang telah kukenal baik setiap getar dibaliknya selama 9 tahun terakhir. Tapi ternyata memang aku tak mampu meredamnya, hingga rasanya lemas lututku. Harusnya ini memang catatan tadi malam, entah karena perasaan bahagia bahwa semalam kau ada dan kita bisa berada dalam satu media, merasa tak nyata padahal nyata, bahwa kau ada disana menatap layar yang sama Aku tak sanggup merangkai semua ini tadi malam, saat malam menjadi terlalu indah untuk dilewatkan tapi juga terlalu sempurna untuk hanya direnungi Terimakasih, tidurku nyenyak tadi malam. Detik, menit, jam, hari, minggu, tahun, tahun-tahun, dan entah jenis hitungan waktu apalagi. Rasanya jika tentangmu semua hanya menjadi tumpukan angka tanpa makna, seolah kosong tak berarti, karena seberapa panjang pun angka