Suatu hari nanti, aku akan menemukan satu --, ia yang sepenuhnya aku percaya untuk berbagi segala kerumitan hidup, yang kepadanya, aku percaya, akan jatuh cinta setiap harinya.
💞
Aku pernah menemukan banyak kehilangan, memeluk perpisahan, yang pada akhirnya aku sampai pada titik dimana -- menunggu satu yang paling sejati, mungkin harus lebih dulu aku melewatinya dengan sepi. Dan kini, aku takut memulai, aku takut jatuh pada hati yang tak pandai menjagaku dengan hati-hati sepenuh hati.
💞
Mungkin, kini saatnya aku belajar menjaga hati, memberinya hanya kepada satu -- ia yang berhasil memanggilku, dengan cinta dan jiwa, bukan hanya melalui kata-kata, namun pembuktian nyata.
💞
Kelak, saat aku telah berhasil menemukan ia, aku berjanji pada diri, untuk sanggup memberinya rumah, tempat terhangat dimana memulangkan segala lelah. Kepadanya, akan kuhadirkan cinta yang nyata, cinta yang menyayangi, cinta yang memperhatikan, cinta yang luas, juga cinta yang tulus ikhlas.
💞
Untuk siapapun yang kelak akan menjadi 'sekarangku', aku menunggumu, aku menantimu. Kemarilah, panggillah aku dengan jiwamu -- maka dengan sepenuh hati aku akan menghampirimu.
💞
Jangan terlalu lama, sebab, telah banyak cerita yang aku ingin berbagi melalui percakapan-percakapan manis yang akan kita miliki.
💞
Disini, aku menanti.
Tertanda,
Yang akan menjadi pendampingmu..
Ijinkan aku duduk disisimu, menemanimu meski dengan kediamanmu Aku pun hanya akan diam, karena hanya itu yang kau butuhkan dariku Aku tau, saki itu, sedih itu, luka hati itu Mungkin bukan aku yang bisa mengobati Aku bukan badut yang bisa membuatmu tertawa Aku bukan lenong yang bisa menghiburmu Aku bukan orang yang pandai melucu Aku tidak membawakanmu coklat, bunga, ataupun Secangkir teh yang bisa menenangkanmu Aku justru memintamu bahkan memaksamu untuk menangis dan lepaskan topengmu sejenak ! Menangislah ! lepas ! lepaskanlah ! Aku hanya bisa menyiapkan telinga dan hatiku Telinga untuk mendengar sedu dan tangismu Hati yang siap menerima sayatan dan torehan luka Dari setiap bulir air mata yang kau teteskan Tangismu menjadi luka di hatiku Dan aku menyuruhmu menangis? Sedih dan sakitmu menjadi lukaku
Comments
Post a Comment