Skip to main content

KATA CINTA YANG BELUM SEMPAT TERUCAP


Mah,
Aku tahu pengorbananku tak sebesar pengorbanan mamah,
perjuanganku tak seberat perjuangan mamah,
aku tak sesabar dan seikhlas mamah,
tidak se-sholehah mamah,
tapi satu hal yang pasti,
aku cinta mamah, aku sayang mamah,
lebih dari apa yang mampu aku tunjukan,
mungkin kejujuran seringkali terlalu congkak,
jika saja aku tahu waktu ternyata terlalu pandai mengelabui,
ingin kuucap kata cinta setiap detik untukmu,
maaf jika selama ini aku membagi sebagian besar cintaku untuk seseorang yang belum hak untuk aku cintai, sedangkan cintamu tak pernah terbagi, tulus untuk anak-anakmu,
maaf untuk terlalu banyak dosa dan salahku,
maaf aku belum bisa berbakti,
maaf aku belum bisa memberikan kebahagiaan untuk mamah,
maaf untuk begitu banyak cita-citaku untuk mamah yang belum sempat terwujud,
terima kasih untuk citntamu, kasih sayang dan kesabaranmu membesarkan aku selama 20 tahun,
terima kasih untuk nafas yang kau bagi untukku,
untuk kami,
dan terima kasih untuk banyak hal lain yang tak mampu aku urai semua,
aku cinta mamah,
aku sayang mamah,
aku cinta papah,
aku sayang papah,
aku sayang kalian berdua.

Comments

Popular posts from this blog

DUDUKLAH DISINI, SAHABATKU!

Ijinkan aku duduk disisimu, menemanimu meski dengan kediamanmu Aku pun hanya akan diam, karena hanya itu yang kau butuhkan dariku Aku tau, saki itu, sedih itu, luka hati itu Mungkin bukan aku yang bisa mengobati Aku bukan badut yang bisa membuatmu tertawa Aku bukan lenong yang bisa menghiburmu Aku bukan orang yang pandai melucu Aku tidak membawakanmu coklat, bunga, ataupun Secangkir teh yang bisa menenangkanmu Aku justru memintamu bahkan memaksamu untuk menangis dan lepaskan topengmu sejenak ! Menangislah ! lepas ! lepaskanlah ! Aku hanya bisa menyiapkan telinga dan hatiku Telinga untuk mendengar sedu dan tangismu Hati yang siap menerima sayatan dan torehan luka Dari setiap bulir air mata yang kau teteskan Tangismu menjadi luka di hatiku Dan aku menyuruhmu menangis? Sedih dan sakitmu menjadi lukaku

BAHAGIA DI SATU DEBU

Tak pernah bosan aku berharap Menggantungkan rindu ini pada ribuan kata yang selalu hadir Saat ku bisa mencium harum tubuhmu Pada deretan senja hari ini Kemarin, esok atau lusa... Satu tatap yang tercipta Memaksaku untuk diam di pelukan cinta Luruh tak tertahan Mengelopak pada bunga pagi Segar semerbak mewangikan rumah hatimu Bolehkah aku menengoknya sejenak? Andai kau izinkan Aku ingin meraih bahagia Meski hanya di satu debu

Catatan Yang Tertunda

Seharusnya ini adalah catatan tadi malam, ketika dengan mudahnya potretmu kembali mengobrak-abrik perasaan, Ternyata masih belum cukup kuat hatiku, bahkan hanya untuk membendung perasaan yang sama sekali tak asing bagiku, yang telah kukenal baik setiap getar dibaliknya selama 9 tahun terakhir. Tapi ternyata memang aku tak mampu meredamnya, hingga rasanya lemas lututku. Harusnya ini memang catatan tadi malam, entah karena perasaan bahagia bahwa semalam kau ada dan kita bisa berada dalam satu media, merasa tak nyata padahal nyata, bahwa kau ada disana menatap layar yang sama Aku tak sanggup merangkai semua ini tadi malam, saat malam menjadi terlalu indah untuk dilewatkan tapi juga terlalu sempurna untuk hanya direnungi Terimakasih, tidurku nyenyak tadi malam. Detik, menit, jam, hari, minggu, tahun, tahun-tahun, dan entah jenis hitungan waktu apalagi. Rasanya jika tentangmu semua hanya menjadi tumpukan angka tanpa makna, seolah kosong tak berarti, karena seberapa panjang pun angka