Skip to main content

September Ceria

Kembali Nge-Blog di Medio September Ceria

Banyak penyanyi lokal maupun mancanegara menyebut nama bulan sebagai judul lagunya: Andi Meriam Matalatta dengan "Januari yang Biru", Maharani Kahar dengan "Desember Kelabu", Vina Panduwinata dengan "September Ceria", Gun N Roses dengan "November Rain" dan.....so pasti "17 Agustus tahun empat lima, itulah hari kemedekaan kita. Hari merdeka, nusa dan bangsa. Itulah....." dari Cornel Simanjuntak. Nama-nama bulan menjadi inspirasi bagi komposer dan penyanyi untuk mengimplementasikan suara hati dan kegalauannya. Begitu juga dengan aku, judul pertama artikel blogku adalah "September Ceria" karena di medio september 2012 ini aku kembali nge-blog setelah 1,5 tahun kutinggalkan karena sibuknya perkuliahan yang kulakoni. Maklum saja, aku adalah pemain PTR {Paid To Review}dan Google Adsense di beberapa broker seperti SponsoredReviews.com, Linkfromblog.com dan buyblogreviews.com. Lumayan buat beli bakso en traktir teman-teman.


Kini aku rindu untuk nge-blog lagi, karena aku yakin bisa mengatur waktu antara kuliah dengan nge-blog. Apalagi aku memiliki banyak waktu luang di sela-sela padatnya perkuliahan. Ketimbang wara-wiri kesana-kemari, mending aku pergunakan untuk nge-blog saja. Mudah-mudahan akun-akunku di PTR tidak kena banned, sehingga aku bisa dapat duit lagi dari ngeblog. Kalau pun iya, aku nge-blog untuk kepentingan pribadi: curhat, share dan menyegarkan informasi dan ilmu yang sudah kuperoleh. Oleh karena itu, bagi teman-teman, bro en zus, mari jadikan blogku ini sebagai sarana "enlightnment", "aufklarung", pencerahan diantara kita. Komentar, kritik dan saran atas tulisan-tulisanku sangat aku harapkan demi kesempurnaan. Semoga bulan September ini menjadi "September Ceria' bagi kita semua, dan menjadi momentum untuk keceriaan di bulan-bulan berikutnya: "Oktober Ceria", "Nopember Ceria", "Desember Ceria",...dst.

Sebagai kata penutup, mari kita simak lagu "September Ceria" karya James F. Sundah yang dinyanyikan oleh Vina Panduwinata:

di ujung kemarau panjang yang gersang dan menyakitkan kau datang menghantar berjuta kesejukan kasih .. kau beri udara untuk nafasku kau beri warna bagi kelabu jiwaku tatkala butiran hujan mengusik impian semu kau hadir di sini di batas kerinduanku kasih .. kau singkap tirai kabut di hatiku kau isi harapan baru untuk menyongsong harapan bersama september ceria .. september ceria .. september ceria .. september ceria .. milik kita bersama ketika rembulan bersinar di hamparan mega biru  kutatap sebersit isyarat di matamu kasih .. kau sibak sepi di sanubariku kau bawa daku dalam asmara yang mendamba bahagia september ceria .. september ceria .. september ceria .. september ceria .. milik kita bersama



Comments

  1. Wah, blognya asyik juga tuh. Komplit dan tampilannya keren....!!! Boleh dong aku dibuatin blognya. Berapa ya?

    ReplyDelete
  2. oooh boleh boleh ...blog gimana yg anda inginkan ? ;D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

DUDUKLAH DISINI, SAHABATKU!

Ijinkan aku duduk disisimu, menemanimu meski dengan kediamanmu Aku pun hanya akan diam, karena hanya itu yang kau butuhkan dariku Aku tau, saki itu, sedih itu, luka hati itu Mungkin bukan aku yang bisa mengobati Aku bukan badut yang bisa membuatmu tertawa Aku bukan lenong yang bisa menghiburmu Aku bukan orang yang pandai melucu Aku tidak membawakanmu coklat, bunga, ataupun Secangkir teh yang bisa menenangkanmu Aku justru memintamu bahkan memaksamu untuk menangis dan lepaskan topengmu sejenak ! Menangislah ! lepas ! lepaskanlah ! Aku hanya bisa menyiapkan telinga dan hatiku Telinga untuk mendengar sedu dan tangismu Hati yang siap menerima sayatan dan torehan luka Dari setiap bulir air mata yang kau teteskan Tangismu menjadi luka di hatiku Dan aku menyuruhmu menangis? Sedih dan sakitmu menjadi lukaku

BAHAGIA DI SATU DEBU

Tak pernah bosan aku berharap Menggantungkan rindu ini pada ribuan kata yang selalu hadir Saat ku bisa mencium harum tubuhmu Pada deretan senja hari ini Kemarin, esok atau lusa... Satu tatap yang tercipta Memaksaku untuk diam di pelukan cinta Luruh tak tertahan Mengelopak pada bunga pagi Segar semerbak mewangikan rumah hatimu Bolehkah aku menengoknya sejenak? Andai kau izinkan Aku ingin meraih bahagia Meski hanya di satu debu

KATANYA.......DIA SAHABATKU

Keluhan tak pernah menjadi penyelesaian Tapi ku ingin mengeluh sekarang Setidaknya mungkin pikiranku bisa sedikit lebih terbuka hhhh..h.. sebenarnya apa yang jad pangkal dari hal-hal yang ada dalam pikirku? Aku masih belum menemukannya, tapi ku pikir ada sedikit celah untuk memahaminya Bahwa, semua ini mungkin berawal karena ku meninggalkan sesuatu yang seharusnya selalu ada,  harus selalu ada di masa kini dan masa depanku dan mungkin juga karna aku ditinggalkan tanpa diberi sedikitpun kata permisi Aku gelisah di antara garis batas kesadaran dan kenyataan, ku sedih di sekat keinginan dan kemampuanku, Harus apa ? Tapi bisa apa? aku mau Tapi aku belum mampu dan ego ku pun masih terlalu tinggi untuk disentuh Jadi sekarang bagaimana? Sejujurnya mungkin yang kubutuhkan adalah dia si penutur kata kata bijak yang selalu  bisa menentramkan hatiku meredam dan memadamkan bara Membuatku fokus dengan apa yang menjadi alasan dari tujuanku Mungkin dia tak perlu ada Tapi kata