Skip to main content

KATANYA.......DIA SAHABATKU

Keluhan tak pernah menjadi penyelesaian
Tapi ku ingin mengeluh sekarang
Setidaknya mungkin pikiranku bisa sedikit lebih terbuka

hhhh..h.. sebenarnya apa yang jad pangkal dari hal-hal yang ada dalam pikirku?
Aku masih belum menemukannya, tapi ku pikir ada sedikit celah untuk memahaminya
Bahwa, semua ini mungkin berawal karena ku meninggalkan sesuatu yang seharusnya
selalu ada,  harus selalu ada di masa kini dan masa depanku
dan mungkin juga karna aku ditinggalkan tanpa diberi sedikitpun kata permisi

Aku gelisah di antara garis batas kesadaran dan kenyataan, ku sedih
di sekat keinginan dan kemampuanku,

Harus apa ?
Tapi bisa apa?
aku mau
Tapi aku belum mampu dan ego ku pun masih terlalu tinggi untuk disentuh

Jadi sekarang bagaimana?
Sejujurnya mungkin yang kubutuhkan adalah dia
si penutur kata kata bijak yang selalu  bisa menentramkan hatiku
meredam dan memadamkan bara
Membuatku fokus dengan apa yang menjadi alasan dari tujuanku

Mungkin dia tak perlu ada
Tapi kata katanya selalu menolongku
Katanyaa..... dia sahabatku.. :(

#for: Aay rahayu :')

Comments

Popular posts from this blog

DUDUKLAH DISINI, SAHABATKU!

Ijinkan aku duduk disisimu, menemanimu meski dengan kediamanmu Aku pun hanya akan diam, karena hanya itu yang kau butuhkan dariku Aku tau, saki itu, sedih itu, luka hati itu Mungkin bukan aku yang bisa mengobati Aku bukan badut yang bisa membuatmu tertawa Aku bukan lenong yang bisa menghiburmu Aku bukan orang yang pandai melucu Aku tidak membawakanmu coklat, bunga, ataupun Secangkir teh yang bisa menenangkanmu Aku justru memintamu bahkan memaksamu untuk menangis dan lepaskan topengmu sejenak ! Menangislah ! lepas ! lepaskanlah ! Aku hanya bisa menyiapkan telinga dan hatiku Telinga untuk mendengar sedu dan tangismu Hati yang siap menerima sayatan dan torehan luka Dari setiap bulir air mata yang kau teteskan Tangismu menjadi luka di hatiku Dan aku menyuruhmu menangis? Sedih dan sakitmu menjadi lukaku

BAHAGIA DI SATU DEBU

Tak pernah bosan aku berharap Menggantungkan rindu ini pada ribuan kata yang selalu hadir Saat ku bisa mencium harum tubuhmu Pada deretan senja hari ini Kemarin, esok atau lusa... Satu tatap yang tercipta Memaksaku untuk diam di pelukan cinta Luruh tak tertahan Mengelopak pada bunga pagi Segar semerbak mewangikan rumah hatimu Bolehkah aku menengoknya sejenak? Andai kau izinkan Aku ingin meraih bahagia Meski hanya di satu debu

Catatan Yang Tertunda

Seharusnya ini adalah catatan tadi malam, ketika dengan mudahnya potretmu kembali mengobrak-abrik perasaan, Ternyata masih belum cukup kuat hatiku, bahkan hanya untuk membendung perasaan yang sama sekali tak asing bagiku, yang telah kukenal baik setiap getar dibaliknya selama 9 tahun terakhir. Tapi ternyata memang aku tak mampu meredamnya, hingga rasanya lemas lututku. Harusnya ini memang catatan tadi malam, entah karena perasaan bahagia bahwa semalam kau ada dan kita bisa berada dalam satu media, merasa tak nyata padahal nyata, bahwa kau ada disana menatap layar yang sama Aku tak sanggup merangkai semua ini tadi malam, saat malam menjadi terlalu indah untuk dilewatkan tapi juga terlalu sempurna untuk hanya direnungi Terimakasih, tidurku nyenyak tadi malam. Detik, menit, jam, hari, minggu, tahun, tahun-tahun, dan entah jenis hitungan waktu apalagi. Rasanya jika tentangmu semua hanya menjadi tumpukan angka tanpa makna, seolah kosong tak berarti, karena seberapa panjang pun angka