Skip to main content

Masihkah Ada

Lengkaplah sudah sepi ini mengurung sendiriku
Terkulai di kunyah nelangsa yang berapi-api
Menyusuri jalan lengang
Bersimbah angan tanpa tujuan

Dalam derap gerimis yang tajam menghujam
Terbuai wajahmu menyusup bertubi-tubi
Membawa sebaris kata bahagia yang menenggelamkan nurani
Di atas pengharapan tak berkesudahan

Tentang rindu kusam, tentang cinta terbuang
Mengutip satu namamu di antara keluh kesah
Gundah gelisah airmata dan lara

Masihkah ada sedikit senyum darimu
Di batas panantianku yang kini makin terbata
Jika masih ada di ruang hatimu untukku
Sedikit saja, tolong bicaralah
Pada tanah membentang
Pada pohon-pohon rindang
Dan angin yang mengusik keangkuhan

Setidaknya biar ada kata yang bisa ku baca dan ku raba
Janganlah sepi yang hadir
Janganlah semu yang membeku
Karena aku selalu berjalan menujumu

Comments

Popular posts from this blog

DUDUKLAH DISINI, SAHABATKU!

Ijinkan aku duduk disisimu, menemanimu meski dengan kediamanmu Aku pun hanya akan diam, karena hanya itu yang kau butuhkan dariku Aku tau, saki itu, sedih itu, luka hati itu Mungkin bukan aku yang bisa mengobati Aku bukan badut yang bisa membuatmu tertawa Aku bukan lenong yang bisa menghiburmu Aku bukan orang yang pandai melucu Aku tidak membawakanmu coklat, bunga, ataupun Secangkir teh yang bisa menenangkanmu Aku justru memintamu bahkan memaksamu untuk menangis dan lepaskan topengmu sejenak ! Menangislah ! lepas ! lepaskanlah ! Aku hanya bisa menyiapkan telinga dan hatiku Telinga untuk mendengar sedu dan tangismu Hati yang siap menerima sayatan dan torehan luka Dari setiap bulir air mata yang kau teteskan Tangismu menjadi luka di hatiku Dan aku menyuruhmu menangis? Sedih dan sakitmu menjadi lukaku

BAHAGIA DI SATU DEBU

Tak pernah bosan aku berharap Menggantungkan rindu ini pada ribuan kata yang selalu hadir Saat ku bisa mencium harum tubuhmu Pada deretan senja hari ini Kemarin, esok atau lusa... Satu tatap yang tercipta Memaksaku untuk diam di pelukan cinta Luruh tak tertahan Mengelopak pada bunga pagi Segar semerbak mewangikan rumah hatimu Bolehkah aku menengoknya sejenak? Andai kau izinkan Aku ingin meraih bahagia Meski hanya di satu debu

KATANYA.......DIA SAHABATKU

Keluhan tak pernah menjadi penyelesaian Tapi ku ingin mengeluh sekarang Setidaknya mungkin pikiranku bisa sedikit lebih terbuka hhhh..h.. sebenarnya apa yang jad pangkal dari hal-hal yang ada dalam pikirku? Aku masih belum menemukannya, tapi ku pikir ada sedikit celah untuk memahaminya Bahwa, semua ini mungkin berawal karena ku meninggalkan sesuatu yang seharusnya selalu ada,  harus selalu ada di masa kini dan masa depanku dan mungkin juga karna aku ditinggalkan tanpa diberi sedikitpun kata permisi Aku gelisah di antara garis batas kesadaran dan kenyataan, ku sedih di sekat keinginan dan kemampuanku, Harus apa ? Tapi bisa apa? aku mau Tapi aku belum mampu dan ego ku pun masih terlalu tinggi untuk disentuh Jadi sekarang bagaimana? Sejujurnya mungkin yang kubutuhkan adalah dia si penutur kata kata bijak yang selalu  bisa menentramkan hatiku meredam dan memadamkan bara Membuatku fokus dengan apa yang menjadi alasan dari tujuanku Mungkin dia tak perlu ada Tapi kata