Skip to main content

Catatan Untukmu

Jaga pola makan yang betul. Jaga kesehatanmu. Aku tahu kau orang yang menyepelekan sakit. Selalu sibuk dengan kegiatanmu tanpa memikirkan badanmu yang semakin kecil itu. Kumohon bacalah ini dan terapkan walau jarang. Aku bukan lagi seorang yang seharusnya ada, aku bukan lagi seorang yang seharusnya hadir.

Kemarin adalah kita. Esok entah siapa dan hari ini adalah kesendirian. Aku menjadi bodoh diantara hiruk pikuk semesta. Aku menjadi bisu diantara pembicara. Aku menjadi tuli diantara perhatian yang tertuju padaku dan aku mesti menjadi badut diantara bahagiamu. Berkamuflase menjadi seorang penghibur, dirias senyum dengan bola merah kecil dihidungku; merubahku menjadi aku yang hidup dengan kemunafikan.

Aku mengatakan ya pada saat kamu enyah. Aku mengatakan baik pada saat kamu mencoba pindah. Aku mengatakan tak apa pada saat kamu bermigrasi. Aku mengatakan kata yang tak seharusnya kukatakan. Aku mendeklamasi wajah penuh kebohongan. Aku mencoba normal diantara organ yang mulai tak waras, seningga kini aku menjadiorang yang tak pernah lekas.

Setiap malam ada yang datang mengetuk pintu waras menjelang malam dipusat kantukku. Semburat nama yang menjuntai di kepala. Aku sedang tak mabuk lagi pula aku tak suka minum. Tubuhku normal dan tekanan darahku juga tak sedang turun. Apa aku berhalusinasi? Entahlah apa itu. Yang kutahu perasaan itu datang pada pembaringan yang menghadirkan gelisah sampai fajar.

Kamu adalah apa yang pernah kujadikan segala. Dalam hariku, kujadikan kau semogaku. Dalam tali yang mengikat diantara, kujadikan sebagai pengharapan. Aku menulis karena aku ingin. Aku menulis karena aku pecundang. Mencintaimu dalam kata adalah bunuh diri. Menyayangimu dalam puisi adalah mengurung diri; memahat bahagiaku. Menyerpih dengan abu jalan dan bertahan hidup dari kedurjanaan.

Comments

Popular posts from this blog

DUDUKLAH DISINI, SAHABATKU!

Ijinkan aku duduk disisimu, menemanimu meski dengan kediamanmu Aku pun hanya akan diam, karena hanya itu yang kau butuhkan dariku Aku tau, saki itu, sedih itu, luka hati itu Mungkin bukan aku yang bisa mengobati Aku bukan badut yang bisa membuatmu tertawa Aku bukan lenong yang bisa menghiburmu Aku bukan orang yang pandai melucu Aku tidak membawakanmu coklat, bunga, ataupun Secangkir teh yang bisa menenangkanmu Aku justru memintamu bahkan memaksamu untuk menangis dan lepaskan topengmu sejenak ! Menangislah ! lepas ! lepaskanlah ! Aku hanya bisa menyiapkan telinga dan hatiku Telinga untuk mendengar sedu dan tangismu Hati yang siap menerima sayatan dan torehan luka Dari setiap bulir air mata yang kau teteskan Tangismu menjadi luka di hatiku Dan aku menyuruhmu menangis? Sedih dan sakitmu menjadi lukaku

BAHAGIA DI SATU DEBU

Tak pernah bosan aku berharap Menggantungkan rindu ini pada ribuan kata yang selalu hadir Saat ku bisa mencium harum tubuhmu Pada deretan senja hari ini Kemarin, esok atau lusa... Satu tatap yang tercipta Memaksaku untuk diam di pelukan cinta Luruh tak tertahan Mengelopak pada bunga pagi Segar semerbak mewangikan rumah hatimu Bolehkah aku menengoknya sejenak? Andai kau izinkan Aku ingin meraih bahagia Meski hanya di satu debu

Catatan Yang Tertunda

Seharusnya ini adalah catatan tadi malam, ketika dengan mudahnya potretmu kembali mengobrak-abrik perasaan, Ternyata masih belum cukup kuat hatiku, bahkan hanya untuk membendung perasaan yang sama sekali tak asing bagiku, yang telah kukenal baik setiap getar dibaliknya selama 9 tahun terakhir. Tapi ternyata memang aku tak mampu meredamnya, hingga rasanya lemas lututku. Harusnya ini memang catatan tadi malam, entah karena perasaan bahagia bahwa semalam kau ada dan kita bisa berada dalam satu media, merasa tak nyata padahal nyata, bahwa kau ada disana menatap layar yang sama Aku tak sanggup merangkai semua ini tadi malam, saat malam menjadi terlalu indah untuk dilewatkan tapi juga terlalu sempurna untuk hanya direnungi Terimakasih, tidurku nyenyak tadi malam. Detik, menit, jam, hari, minggu, tahun, tahun-tahun, dan entah jenis hitungan waktu apalagi. Rasanya jika tentangmu semua hanya menjadi tumpukan angka tanpa makna, seolah kosong tak berarti, karena seberapa panjang pun angka